ketika aku masih balita
engkau adalah pahlawan yang perkasa
mampu mengangkatku tinggi-tinggi di atas kepala
bersedia menjadi kuda
yang aku tunggangi sambil tertawa-tawa
berjalan disampingmu aku merasa nyaman
karena engkau nampak kuat dan meyakinkan
bahkan hanya dengan menggenggam sebuah telunjuk tanganmu
hatiku aman
karena yakin dapat mengandalkanmu
Memang...
engkau kurang pandai dibanding ibu
saat tugas bercerita menjadi giliranmu
namun ekspresimu dan gerakanmu yang lucu
membuatku senang mendengar suaramu
ketika usiaku menanjak remaja
engkau adalah idola yang serba bisa
sekaligus tegar
nyaris tak pernah meneteskan air mata
aku selalu kagum dan bangga kepadamu
pagi ini,
saat aku terbangun n tanpa sadar air mata menetes di pipiku...aku menangis
aku tersadar bahwa aku menangis mengenang ayah yang sudah 3 tahun tidak ada disisi kami
aku menangis saat tak ada orang yang memanggilku "butet baggal"
rasanya sepi
n aq baru sadar ternyata sudah 3 tahun aku tidak mengeluarkan kata-kata pak'e dan mengeluarkan suara untuk memanggil seorang ayah kecuali di dalam hatiku
n terkadang aku memang mengeluarkan suaraku memanggil bapak
pi tak ada yang menjawab
23 desember 1957-13 desember 2009, seumur hidupnya
aku tidak pernah membahagiakan ayah..pi aku pernah melihat dia tersenyum saat aku juara di SD, SMP dan SMA.
walaupun hanya sampai batas kelas 2 SMA....dia juga pernah bangga ketika aku berlari mengejarnya bahwa aku ingin meminta uang padanya
pi aku adalah anak yang bandal
aku sering pulang telat dr sekolah hanya karena menangkap ikan di kolam dan mencuri gobok bersama kawan-kawanku yang lainnya
aku juga suka melawan kk/abgku ketika aq tidak mau di suruh oleh mereka
n aq paliing suka ketika dia memarahi aku lalu aku menangis
(alasan biar ga ikut bantu kerja)
tapi, pada moment tertentu aku adalah anak yg manis n penuh pengertian
aku adalah suria yang kuat n ceria...aku mampu menentang apa yang buruk di mataku
aku selalu berusaha menjadi yang terbaik di hadapan ayah (aku baik kn?)
Dan ketika dia terakhir kali bersama dengan kami, aku menangisi diriku sendiri
karena aku sadar betapa aku sangat mencintanya
aku selalu merindukannya
aku ingin memeluk dia
aku ingin dia lihat kalau borunya yang jugul ini sudah kuliah
keinginanya bahwa kakak harus menguliahkan aku telah tercapai
semuanya tercapai ayah wlaupun u tlah tak bersama kami...aku yakin u tersenyum dari sana
bangga pada anakmu yang cerewet, galak dan bandal ni
AKU MENCINTAIMU AYAH
very much love u dad
mungkin hanya dengan cara membahagiakan org2 yang u cintai aku akan mampu membahagiakanmu juga
Ada
banyak kisah antara kita, yang mungkin takkan pernah bisa kita lupakan. Ada
banyak cerita yang aku ingin ulang kembali bersama denganmu. Tapi,mengapa saat
semuanya menurutku adalah benar justru itu membuatku hancur sendiri. Aku tidak
pernah mengerti apa sebenarnya arti dari kisah itu. Banyak hal yang tidak
pernah aku mengerti. Sungguh, aku tak mampu untuk mengungkapkan apa yang aku
rasakan saat ini. Mengapa harus aku yang justru terus terluka? Mengapa justru
aku yang harus mengorbankan perasaanku. Selalu saja aku merasa tidak pernah
berharga untuk mereka. Kapan dan dimana seseorang merasa gembira ketika mereka
merelakan perasaan mereka hancur sedemikian rupa? Jika ada yang seperti itu aku
ingin menemuinya agar ada orang yang memberiku tips dan trik bagaimana untuk
tersenyum lepas saat kita dilukai dan dikecewakan oleh orang yang sangat
berharga dalam hidup kita.
Aku
adalah Suria Masriani Sinaga, lahir dari keluarga yang sangat sederhana namun
penuh dengan kebahagiaan. Aku memang sudah tidak memiliki seorang Ayah yang
meninggal dunia pada saat aku kelas XI SMA, namun abangku tidak pernah
membuatku merasakan itu semua. Merasakan bahwa aku seorang anak yang yatim
(ochhh betapa malangnya diriku bila hal itu benar aku rasakan). Ibuku hanyalah
seorang petani yang tidak peduli pagi, siang, ataupun malam selalu bekerja ke
ladang atau sawah agar kami anak-anaknya selalu berkecukupan. Aku selalu
berusaha membuat dia tersenyum dengan semangatnya, agar umurnya selalu
bertambah dan awetmuda. Aku mengatakan
awet muda karena banyak orang-orang mengatakan bahrwa orang yang tersenyum
dengan semangat akan selalu awet muda. Aku memang tidak percaya dengan
kata-kata ini. Tapi, manatau saja benar karena mencoba kan tak mengapa.
Banyak
hal yang harusnya aku mengerti dari setiap keadaan dari diriku sendiri. Kadang
aku selalu merasa aneh dan aku tidak tahu aku sedang mengidap penyakit apa. Dan
sepertinya ini bukanlah penyakit, tapi kebodohan yang sangat besar yang selalu
aku alami. Dan sangat beruntungnya diriku ketika ternyata aku mampu mengontrol
otak kanan dan otak kiriku agar bekerja dengan sebaik mungkin. Kebodohan itu
adalah, ketika aku mencintai dia dan aku merelakan dia bersama dengan orang
lain. Owchh, aku merasa aku adalah wanita paling baik sekaligus juga wanita
paling bodoh yang tercipta di dunia ini. Kadang aku memaki diriku sendirii,
mengapa aku selalu begitu. Taukah mereka (maksudnya orang-orang yang membuat
aku merasa bodoh dengan ini semua), bahwa sebenarnya aku tak pernah mampu
menghadapi itu semua walaupun aq tersenyum dihadapan mereka. Aku ingin sekali
memaki mereka tapi aku tak pernah bisa. Sebenarnya hatiku terbuat apa sih?
Selalu sok pahlawan dengan mengorbankan perasaan sendiri.
Aku
selalu menyadari bahwa kisah cinta kami takkan pernah terjadi lagi. Walaupun
sebenarnya perasaan diantara kami masih tetap sama seperti dulu, karena waktu
kami tak pernah mendukung dan selalu salah untuk mencoba mengulang semuanya
kembali. Aku tidak menyalahkan siapapun dengan keadaan ini, karena aku yang
merelakan dia bersama dengannya.
Dia
seorang lelaki yang baik dan sempurna dimataku, namanya adalah Pipin. Tapi itu
adalah dulu, saat semuanya memang belum terbukti. Saat dimana kami pernah
balikan dan ternyata ada seorang wanita yang mengaku adalah kekasihnya. Aku
rasa wanita itu mengetahui bahwa aku hanyalah mantan pipin, namanya adalah
Theresia. Saat mengetahui hal itu, aku ingin sekali memaki Pipin bahkan jika
bisa aku ingin membunuhnya karena membodohiku. Tapi aku selalu berpikiran
santai dan biarkan saja semua itu. Aku memutuskan pipin utntuk kedua kalinya
dan membiarkan theresia tidak pernah mengetahu kejadian ini. Tapi aku selalu
berpikir bahwa wanita itu bodoh, tidak mengetahui kalau cowoknya tidak pernah
peduli pada dia. Dan walaupun seandainya pipin lebih mencintaiku aku tetap
memutuskan dia dan merelakan dia bersama theresia itu.
Kadang aku selalu merindukan dia, aku rindu dia pasang muka
lucu di hadapanku. Mau tau ga kisah kami????? Nighhh KU ceritain degh Aku
pertama kalii jadian sama dia 8 februari pada saat aku klz 1 SMA dan dia juga
kls 1 SMA
Tapi
skull kami berbeda walau satu arah. Pi kami ga bertahan lama, karena aku
dalangnya. Aku putusin dia
Jadinya
sekarang aku jomblo ga laku degh. Nasebb nasebbb……(egh aq mmg ga berminat
pacaran untuk saat ni lo).
Dia
dah punya cwek, tapi aku ga mw merusak hubungan orang itu. Ga baik merusak
rumah tangga orang lain tu haram buat aku.
Ywdh
deh kita mulai z ceritanya……
Dia
tuh cowokq yang pertama. Orangnya baik, pintar, ganteng dan rajin membaca
(boong dkit denk). Dulu kami jadian Cuma 6 bulan z, aq yang putusin dia karena
aq g than ama sfat dia (kira2 menurut kalian aku jahat ga y?) dia g pernah
marahin aku, dia g prnah prhtiin aq, dia g prnh tny aq dh mkn pa lom n dia jg g
prnh tny aq dah bokerpa lom,,ha ha ha.
Dia twnya Cuma beliin aq mie goreng, mentang2 dia tw aq suka mie goreng,cintaku disogok pake mie goreng.
Sampai-sampai karena itu, aq pernah mkn mie greng jam 12 mlm. Akibat
perbuatannya.
Singkat
cerita saat aku putusin dia kemarin, dia tidak memberi aku jawaban hingga hari
ini. Mungkin dia kecewa sama aku. Beberapa bulan kami putus aku sadar aku yang
bodoh dan salah setelah aku tau dia punya cewek baru……BT TW…..hingga akhirnya
aku berusaha untuk bisa melupakan dia, akhirnya berhasil berhasil seperti kata
dora the explorer. Setelah 6 bln pisah dari dia aku jadian ama cowok lain yang
sangat menyebalkan di dunia ini.saat aku jadian ama cowok gila itu dia ngajak
aku balikan. Waktu itu aq pgen sih balikan sama dia, pi aq g mungkin selingkuh
lah. Secara suria orangnya profesional banget ama perasaan gitu.saat dia ajak
balikan aku ga kasitw dia klo aku dah pny cwok krn aq tw pzt tu skit. Akhirnya
otakku berjalan dengan mulus, aq bilang aku blom pgen pacaran..ha ha ha otakku
saat itu rasanya kotor. Pengen bgt nyucinya pake bayclin. (suria gtw diri, dah
dia yang mutusin malah si cowok yang minta balikan). Akhirnya sebusuk apapun
kebohongan pastii akan terbongkar.. Prang prang prang.OMG, dia sudah tahu aku
punya cowok. Setelah hari itu dia menjauh dari aku dan aq dengan polosnya minta
maaf sama dia. Tapi ga lama stelah itu, aku putus dengan cwok gila tu n cwokq
yang pertama sudah pny cwek baru (sedih g? y sedih bgtlah..ga da lg yg ngajak
balikan, kasian y).
NB: KITA TIDAK BISA 100 % MELUPAKAN
ORANG-ORANG YANG PERNAH SINGGAH DI HATI KITA. SETIDAKNYA TERSISA 0,01 %
(SURIA,2012).
Laporan
Resmi Praktikum Ekosistem Perairan Pesisir
TERUMBU
KARANG DI PULAU SERIBU
OLEH :
KELOMPOK 3
Mas Bintang 110302007
Suria M. Sinaga 110302025
Nanda Rizki 110302035
Yenni Ningsih 110302037
Nurul Azmi 110302069
Amrullah Angga 110302075
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Terumbu
karang adalah struktur di dasar laut berupa deposit kalsium karbonat di laut
yang dihasilkan terutama oleh hewan karang. Karang adalah hewan tak bertulang
belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berrongga) atau
Cnidaria. Yang disebut sebagai karang (coral) mencakup karang dari Ordo
scleractinia dan Sub kelas Octocorallia (kelas Anthozoa) maupun kelas Hydrozoa.
Lebih lanjut dalam makalah ini pembahasan lebih menekankan pada karang sejati
(Scleractinia). Satu individu karang atau disebut polip karangmemiliki ukuran yang bervariasi mulai dari
yang sangat kecil 1 mm hingga yang sangat besar yaitu lebih dari 50 cm. Namun
yang pada umumnya polip karang berukuran kecil. Polip dengan ukuran besar
dijumpai pada karang yang soliter.
Menurut Vaughan dan Wells (1943),
terumbu karang terutama disusun oleh karang-karang jenis anthozoa dari kelas
Sceleractinia, yang mana termasuk hermatypic
coral atau jenis-jenis karang yang mampu membuat bangunan atau kerangka
karang dari kalsium karbonat. Ekosistem terumbu karang mempunyai manfaat yang
bermacam-macam, disamping menunjang produksi perikanan, ekosistem terumbu
karang juga dapat menjadi sumber makanan, bahan obat-obatan, objek wisata
bahari, ornamental dan aquarium ikan laut, bahan bangunan, dan penahan
gelombang dan pelabuhan.
Ekosistem terumbu karang terdapat di
lingkungan perairan yang agak dangkal , seperti paparan benua dan gugusan
pulau-pulau di perairan tropis. Untuk mencapai pertumbuhan maksimum, terumbu
karang memerlukan perairan yang jernih dengan suhu perairan yang hangat,
gerakan gelombang yang besar, dan sirkulasi air yang lancer serta terhindar
dari proses sedimentasi.
Aktivitas pembangunan di wilayah
pesisir, seperti pertanian, industri, pengerukan pantai, penangkapan ikan
dengan racun (KCN) dan bahan peledak didukung dengan peristiwa-peristiwa alam
seperti badai, gempa bumi, kenaikan suhu (el nino) dapat mengganggu ekosistem
terumbu karang. Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
faktor fisik, kimia, dan biologis.
Menurut wood (1983), Pertumbuhan
karang dipengaruhi oleh faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik dapat berupa
intensitas cahaya, lama penyinaran, suhu, nutrisi, dan sedimentasi. Connel dalam
percobaannya menemukan bahwa jumlah atau lama penyinaran adalah faktor yang
sangat mempengaruhi pertumbuhan karang . Karang memiliki kemampuan hidup dalam
perairan miskin nutrien dan mampu beradaptasi terhadap kenaikan nutrien yang
bersifat periodik, seperti runoff. Karang tidak dapat beradaptasi
terhadap kenaikan nutrien secara mendadak dalam jumlah besar. Faktor biotik
meliputi predasi, kompetisi, agresi karang lain, dan lainnya.
Penangkapan berlebih terhadap finfish menyebabkan
populasi ikan predator berkurang, sebaliknya populasi Echinometra mathaei meningkat.
Fenomena tersebut akhirnya memberi dampak turunan ke lingkungan, termasuk di
dalamnya terumbu karang. Kasus lain yang dapat merusak terumbu karang, antara
lain, interaksi dengan organisme lain, dan pemakan karang (Predasi). Beberapa
kasus yang pernah terjadi: Di Guam, serangan hewan ini menyebabkan 90% terumbu
karang sepanjang 38 km rusak dalam w aktu 2,5 tahun, Di Great Barrier Reef,
terumbu seluas 8 km2 rusak hanya dalam 12 bulan. Ledakan hewan ini terjadi
karena predatornya, Charonia tritonis, diambil dan dijual sebagai hiasan
serta runoff yang menyebabkan peningkatan nutrisi. Dan Kompetitor karang (Kompetisi) misalnya
perebutan substrat antara karang dengan alga, misalnya turf alga.
Penyebaran terumbu karang terbatas hanya di antara
300 Lintang Utara dan 300
Lintang Selatan atau daerah tropika dan subtropika dengan total luas sekitar
617.000 km2. Lautan yang memiliki terumbu karang paling luas adalah Samudra
Pasifik dengan 335.000 km2, kemudian Samudra Hindia (185.000 km2), dan terakhir
Samudra Atlantik (87.000 km2). Seperti telah dijelaskan, bahwa faktor suhu yang
menyebabkan penyebaran terumbu karang hanya di daerah perairan yang panas. Ada
tiga pengelompokan keanekaragaman jenis terumbu karang, yaitu Indo-pasifik,
Samudra Hindia dan Karibia (timur Atlantik). Di daerah tropika pantai lautan
Atlantik sangat sedikit terdapat terumbu karang. Pada pantai Atlantik timur
(pantai Afrika) terdapat arus dingin yang mengalir sepanjang pantai menuju
utara. Sedangkan pada pantai barat Atlantik (Pantai Amerika Selatan) terdapat muara
sungai-sungai besar yang membuat salinitas dan kekeruhan air laut tidak sesuai
untuk kehidupan karang.
Menurut Guntur (2011),
Sebagaimana keberadaan ekosistem lainnya, terumbu karang adalah bagian penting
dalam ekosistem pesisir dan lautan. Karena itu, kerusakan ekosistem terumbu
karang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir dan lautan. Dengan
demikian, pengelolaan ekosistem ini adalah bagian dari upaya menjaga
keseimbangan dan kesinambungan ekosistem pesisir dan lautan. Kerusakan dan
kepunahan ekosistem terumbu karang akan berdampak pada ekosistem lainnya, dan
berdampak besar bagi kehidupan manusia. Terumbu karang menyuplai pangan dan
obat-obatan yang cukup besar, dan juga sebagai tempat rekreasi dan pengembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan.
1.2Tujuan Praktikum
1.Mengetahui keadaan terumbu karang di
daaerah Pulau Seribu
2.Mengetahui ekosistem terumbu karang di
daerah Pulau Seribu
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Terumbu
karang adalah suatu kumpulan hewan bersel satu yang membentuk koloni dan
mempunyai rumah yng terbuat dari bahan kapur (ca- karbonat ). Mengingat dalam
ekosistem terumbu terdapat berbagai jenis organisme, maka dapat pula dikatkan
sebagai berikut: terumbu karang merupakan sebuah komunitas biologis yang berada
di dasar perairan laut yang membentuk struktur
padat yang kokoh dan terbuat dari bahan kapur (Wibisono, 2005)
Berkaitan
dengan terumbu karang disini dibedakan antara binatang karang atau karang (reef coral) sebagai individu organisme
atau komponen daripada masyarakat, dan terumbu karang (coral reef) sebagai suatu ekosistem, termasuk di dalamya
organisme-organisme karang. Berdasarkn kemampuan memproduksi kapur, ada dua
tipe karang, yaitu karang yang membentuk bangunan kapur (hermatypiccoral) dan yang tidak dapat membentuk bangunan karang (ahermatypic coral). Hermatypic corals adalah binatang karng yang dapat membentuk
bangunan karang dari kalsium karbonat. Sedangkan ahermatypic corals adalah binatang karang yang dapat membentuk
bangunan karang (Supriharyono, 2000).
Kemampuan
hermatypiccorals membentuk terumbu tidak lepas dari peranan sejenis algae
yang dinamakan zooxanthellae. Zooxanthellae melalui proses
fotosintesis membantu memberi suplai makanan dan oksigen bagi polip dan juga
membantu proses pembentukan karang kapur. Sebaliknya polip karang menghasilkan
sisa-sisa metabolisme berupa karbon dioksida, fosfat dan nitrogen yang
digunakan yang digunakan oleh zooxanthellae
untuk fotosintesis dan pertumbuhannya. Karena aktivitas fotosintesis
tersebut, muka peran cahaya matahari sangat penting. Jika karang berada dalam
tempat yang teduh atau dihindarkan dari cahaya, maka pertumbuhannya akan
terhenti dan jika chaya yang diberikan tidak cukup, maka karang akan mati.
Kebutuhan akan cahaya ini adalah untuk kepentingan zooxanthellae ( Kordi 2010).
Karang
dapat berkembang biak sepanjang tahun, namun di beberapa daerah hanya terjadi
pada waktu atau musim-musim tertentu. Karang karang di great barrier reef,
umumny melakukan pemijahan ketika suhu air laut naik, dimusim semi, yaitu
antara oktober-desember. Hanya beberapa spesies seperti Turbinaria spp yang melakukan pemijahan selama musim gugur, ketika
suhu air mulai menurun. Berdasarkan geomorfologinya, ekosistem terumbu karang
dibagi menjadi 3 tipe, yaitu terumbu karang tepi atau terumbu karang pantai (fringing reef), terumbu karang
penghalang (barrier reef) dan terumbu
karang cincin (atoll). Terumbu karang
tepi tumbuh mulai dari tepian pantai dan mencapai kedalamn tidk lebih dari 40m.
Terumbu karang penghalang berada jauh dari pantai yang dipisahkan oleh goba
(lagoon) yang dalamnya sekitar 40-75 m. Sedangkan terumbu karang cincin
membentuk cincin atau oval yang mengelilingi goba yang dalamnya 40-100 m.
Selain itu, di Indonesia terdapat jenis terumbu karang gosong (patch reef), seperti terumbu karang di
Kepulaua Seribu di utara Pulau Jawa (Kordi 2010).
Pertumbuhan
karag dan penyebaran terumbu karang tergantung pada kondisi lingkungannya.
Kondisi ini pada kenyataannya tidak selalu tetap, akan tetapi seringkali
berubah karena adanya gangguan, baik yang berasal dari alam atau aktivitas
manusia. Gangguan dapat berupa faktor fisik-kimia yang diketahui dapat
mempengaruhi kehidupan dan atau laju pertumbuha karang, atara lain adlah cahaya
matahari, suhu, salinitas, dn sedimen. Sedangkan faktor biologis, biasanya
berupa predator tau pemangsanya. Berikut dibahas beberapa faktor lingkungan
kehidupan terumbu karang. Sedimentasi merupakan masalah yang umum di daerah
tropis. Pembangunan di daerah pantai dan aktivitas-aktivitas manusia lainnya,
seperti pengerukan, pertambangan, pengeboran minya dan pembukaan hutan, aktivitas
pertanian, dapat membebaskan sedimen (terrigenous
sediments) ke perairan pantai atau ke daerah terumbu karang(Supriharyono, 2000).
Manfaat terumbu karang
1. Pelindung pantai dari hempasan ombak.
2. Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan
3. Menyediakan sumber protein bagi masyarakat
4. Menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan
bagi makhluk laut
5. Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan
pariwisata
6. Sebagai salah satu sumber obat-obatan n untuk berbagai
macam penyakit
(Anonymous,2012
)
Menurut
Rosen (1971) keanekaragaman karang berkurang dengan kenaikan derajat lintang.
Lebih lanjut dikatakan bahwa di dunia ini ada tiga daerah pengelompokan terumbu
karang, dua diantaranya adalah berada di Indonesia barat (Indo-Pacific) dan
Caribbea (Atlantic), dan yang ketiga terletak di sebelah selatan Samudra Hindia
(Supriharyono, 2007).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Dari beberapa analisa yang dilakukan di lima lokasi
penelitian di Kepulauan Seribu ini terlihat adanya pola hubungan antara tingkat
kekeruhan (yang dalam hal ini dinyatakan dengan tingkat penetrasi cahaya) ,
terhadap persentase tutupan dan frekuensi kehadiran karang keras, jenis karang
keras, serta biota asosiasi yang hidup dalam karang.
Selain itu, hasil
penelitian juga memperlihatkan bahwa biota asosiasi yang
hidup dalam karang
banyak dijumpai dan memiliki tingkat penetrasi cahaya yang lebih rendah
dibandingkan dengan ketiga pulau yang lain yaitu P. Payung, Tidung dan Air . Di
ketiga pulau tersebut, jumlah lelimpahan maupun berat biota asosiasi yang hidup
dalam karang masih lebih banyak di bandingkan dengan di P. Onrust yang tingkat
penetrasi cahayanya lebih rendah. Hal ini bisa dijelaskan bahwa bio a
asosiasi yang hidup
dalam karang, yang merupakan filter feeder, akan dapat berkembang, baik pada daerah yang keruh, tetapi jika
terlalu keruh dimana tingkat penetrasi cahaya sangat rendah, biota asosiasi ini
juga tidak dapat berkembang dengan baik diakibatkan lingkungan perairan yang
mungkin saja juga tidak cocok bagi perkembangan biota asosiasi tersebut.
3.2 Pembahasan
Kepulauan Seribu berada
di posisi geografis antara 106° 20' 00" BT hingga 6° 57' 00" BT dan
so 1 0' 00" LS hingga so 57' 00" LS, terdiri dari 105 gugus pulau
terbentang vertikal dari teluk Jakarta hingga ke utara yang berujung di Pulau
Sebira yang berjarak kurang lebih 150 km dari pantai Jakarta Utara
Pada dasarnya pulau-pulau yang terletak di gugusan
Kepulauan Seribu awalnya berupa terumbu karang, akibat proses penurunan muka
laut pada masa holocene sekitar 5000 tahun yang lalu (Zuidam, 2000 dalam
Asriningrum, 2004), maka terbentuklah permukaan datar yang membentuk
pulau-pulau tersebut. Kondisi tanah pada pulau-pulau tersebut belum berkembang
dengan baik dan cenderung memiliki solum tanah yang dangkal serta materialnya
mudah lepas sehingga rentan terhadap proses erosi terutama di sepanjang garis pantai.
Adanya degradasi tingkat kecerahan perairan (tingkat
penetrasi cahaya) di
lokasi penelitian di kepulauan Seribu berkaitan dengan
kekeruhan yang diakibatkan oleh teraduknya sedimen yang berasal dari lumpur dan
buangan sampah. Semakin ke arah daratan utama (P. Jawa, dalam hal ini Jakarta
dan Tangerang), kekeruhan perairan semakin meningkat. Hal ini memperkuat indikasi
bahwa keruhnya air di
wilayah penelitian di pengaruhi oleh aktivitas manusia yang berasal dari
wilayah di sekitarnya, terutama dari wilayah Tangerang dan Jakarta. Endapan
atau sed imen yang berasal dari pembukaan lahan untuk perumahan/industri, limbah
industri maupun sampah rumah tangga terbawa lewat
aliran sungai-sungai ya
g bermuara ke Teluk Jakarta. Lama kelamaan, tentunya akan mengakibatkan teluk
Jakarta mengalami pencemaran yang cukup serius.
Salah satu syarat tumbuh karang hidup adalah berada pada
kondisi perairan yang jernih dan cukup penetrasi cahayanya. Apabila kecerahan
perairan rendah maka penetrasi cahaya juga rendah, sehingga tidak baik bagi
pertumbuhan karang. Oleh karena itu, pada penelitian kali ini dilakukan zonasi
potensi kerusakan terumbu karang berdasarkan parameter kecerahan. Berdasarkan
zona kecerahan yang didapat maka dapat diketahui potensi kerusakan terumbu
karang secara spasial (keruangan). Pulau Seribu terletak pada perairan dengan
kondisi kecerahan < 3 meter, sehingga "berpotensi" mengalami
kerusakan pada ekosistem terumbu karangnya. Jika dikaitkan dengan luasan
habitat karang hidup di pulau tersebut yang paling kecil di antara lokasi
lainnya maka terumbu karang di Pulau Seribu benar-benar sangat terancam rusak.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1.Kekeruhan
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan struktur komunitas karang
2.Tingginya
tingkat kekeruhan akan berdampak pada kesehatan terumbu karang yang makin menurun.
3.Beberapa
karang merupakan spesies yang unik dan mempunyai mekanisme tertentu untuk dapat
bertahan pada kondisi perairan yang keruh.
4.Sungai-sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta sangat
berperan terhadap tingkat kekeruhan perairan di Kepulauan Seribu.
5.Semakin jauh dengan daratan utama (Jakarta atau Tangerang),
tingkat kekeruhan, yang dalam hal ini diukur dengan tingkat kecerahan perairan (tingkat
penetrasi cahaya), semakin berkurang.
6.Kekeruhan yang terjadi di Teluk Jakarta telah
terlihat hingga ke Pulau Lancang dan berpengaruh terhadap komunitas karang,
dimana persentase tutupan maupun frekuensi kehadiran karang keras semakin
tinggi pada perairan yang kekeruhannya rendah.
7.Terumbu karang yang berpotensi mengalami kerusakan
berada di Pulau Seribu, sedangkan di pulau lain di Teluk Jakarta masuk ke dalam kategori agak berpotensi.
4.2 Saran
Akifitas di darat khususnya di
perkotaan sangat berdampak terhadap pencemaran yang masuk ke laut. Oleh karena
itu, untuk mengurangi besarnya tingkat pencemaran yang masuk ke sungai
diperlukan pengelolaan secara menyeluruh dari hulu hingga ke muara sungai.
Selain itu, pengelolaan limbah rumah tangga yang berasal dari pulau-pulau kecil
di dalam kawasan Teluk Jakarta itu sendiri juga sangatlah diperlukan sehingga
tidak mencemari perairan di pulau itu sendiri.dan perlunya pengawasan yang
ketat yang disertai sangsi yang yang tegas terhadap segala kegiatan eksplorasi
sumberdaya laut dan pesisir yang
bersifat merusak dan
tidak ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009, Terumbu
Karang, www.terangi.or.id (diakses tanggal 30 September 2012)
Tuti, H.T, 2010, Pengaruh
Kekeruhan Terhadap Ekosistem Terumbu Karand di Kepulauan Seribu.
www.repository.ipb.ac.id (diakses tanggal 30 September 2012)
Supriharyono, M.S, 2007, Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang, Djambatan, Jakarta.
Supriharyono, M.S, 2000, Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wibisono, M.S, 2005, Pengantar
Ilmu Kelautan, Grasindo, Jakarta.