Laporan
Resmi Praktikum Ikhtiologi
Mengidentifikasi Struktur
Morfologi Ikan
OLEH :
KELOMPOK 3
Mas Bintang 110302007
Suria M. Sinaga 110302025
Nanda Rizki 110302035
Yenni Ningsih 110302037
Nurul Azmi 110302069
Amrullah Angga 110302075
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ikhtiologi merupakan salah satu cabang
ilmu Biologi (zoologi) yang mempelajari khusus tentang ikan beserta segala
aspek kehidupan yang dimilikinya. Studi tentang ikan (Ichthyology) telah berkembang
sejak abad ke 18 meliputi beberapa cabang utama, antara lain: Klasifikasi,
Anatomi evolusi dan genetika, Natural history dan Ekologi, Fisiologi dan
Biokimia, Konservasi/Pelestarian. Di bidang ilmu ini keuntungan
mempelajari hampir tak terbatas.
orang-orang yang mempelajari ilmu ini
adalah para ahli ikan profesional maupun yang bukan. Ikan
adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung atas air sebagai medium
dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan di dalam air untuk
bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak
tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan oleh arah angin.
Dalam keluarga hewan bertulang
belakang/vertebrata, ikan menempati jumlah terbesar, sampai sekarang terdapat
sekitar 25.000 species yang tercatat, walaupun perkiraannya ada pada kisaran
40.000 spesies, yang terdiri dari 483 famili dan 57 ordo. Jenis-jenis ikan ini
sebagian besar tersebar di perairan laut yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan
42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan. Jumlah jenis ikan yang lebih
besar di perairan laut, dapat dimengerti karena hampir 70% permukaan bumi ini
terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1% merupakan perairan tawar. Ini sangat
kontras jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah spesies burung yakni 9000
spesies, mamalia 4000 (manusia termasuk di dalamnya), reptile 5800, dan amphibi
3500 spesies.
Mereka bukan hanya dibedakan oleh jumlah
spesies yang beragam, tetapi juga berbeda dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Mulai dari ikan yang berukuran kecil yang disebut Percid dari Amerika
(Etheostoma microperca) yang dewasa secara seksual padaukuran 27 mm. Di samping
itu ada juga jenis goby dari Pacifik (Eviota) yang bertelur pada ukuran kurang
dari 15 mm. Ada pula yang berukuran raksasa seperti Hiu (Rhincodon) yang dapat
mencapai panjang 21 meter dengan berat 25 ton atau lebih. Kebanyakan ikan
berbentuk terpedo, walaupun beberapa diantaranya berbentuk flat dan bentuk
lainnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum yang kami
lakukan adalah untuk mengetahui struktur tubuh ikan dan morfologi ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.
Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan dimana
habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan secara
keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi. Ukuran tubuh
ikan. Ukuran standar yang dipakai Semua
ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke
titik lain tanpa melalui lengkungan badan.
·
Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae)
hingga
ujung ekor.
·
Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik
terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor.
·
Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum
(Jeffri, 2010).
2.2 Rangka dan Bentuk Tubuh
Pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan
tersebut di perairan (Wahyuningsih dan barus, 2006).
Rangka
ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong
organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan
yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang
membentuk sistem rangka berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus
menerus (Rahardjo.dkk, 2011).
A.
Sirip
Sirip
pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip
ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip
dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam macam sirip ekor dapat
dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip ekor yang
simetris yaitu bentuk membulat,bentuk persegi atau tegak, bentuk sedikit cekung
atau berlengkuk tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak, bentuk meruncing
dan bentuk lanset (Wahyuningsih dan barus,2006).
B.
Struktur Kulit
Kulit
terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut dermis
(porium). Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh
sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Lendir
berguna untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat beranang lebih
cepat, mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi permiable yang
menghambat masuk keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk, 2011).
2.3.
Klasifikasi
Ikan
Klasifikasi
ikan dibedakan menjadi tiga kelas utama berdasarkan taksonominya, yaitu:
·
Kelas
agantha
Meliputi
ikan primitif seperti lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang
tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang
berpasangan tetapi memiliki satu dua sirip punggung dan satu sirip ekor.
·
Kelas
chondroichthyes
Memiliki
karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik , termasuk kelas
primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies.
Misalnya ikan pari dan ikan hiu.
·
Kelas
osteichthtyes
Meliputi
ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan ikan kelompok
terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan
ditemukan pada 300 juta tahun lalu( Barus dan Hesti, 2006).
1. Ikan Gurami
Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang
yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang
yang membusuk di air. Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga
dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam. Adapun
klasifikasi gurami adalah:
Kingdom:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
Actinopterygi
Famili: Osphronemidae
Genus: Osphrenomous
Spesies:
Osphrenomous goramy
2. Ikan Sarden
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Cluiformes
Famili: Clupeidae
Genus: Sardinella
Species: Sardinella sirm
3. Ikan Mas
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Classis : Osteichthyes
Sub-classis : Teleostemi
Ordo : Teleostei
Sub-ordo : Physestomi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Varietas : Flavipinnae (Fatkhomi, 2009).
4. Ikan Lidah
Klasifikasi ikan lidah menurut
Agbayani (2006) in fishbase.com adalah sebagai berikut:
Kingdom :
Animalia
Ordo :
Actinopterygii
Famili :
Cynoglissidae
Genus :
Cynoglossus
Spesies :
Cynoglossus lingua (Sari, 2006).
2.4.
Habitat Ikan
Habitat
ikan dibagi atas tiga tempat yaitu, di air tawar, di air laut dan di air payau.
Habitat air tawar dibagi atas dua yakni, habitat air tergenang dan habitat air
mengalir. Habitat air laut dibagi atas tiga lapisan zona yakni, zona epipelagik
pada permukaan laut sampai kedalaman 100 meter, zona eufotik pada kedalaman 100
meter yang masih terjadi fotosintesis,
zona mesopelagik pada kedalaman 100 m sampai 2000 m dan zona batial pelagik
pada kedalaman 2000 sampai 4000 m. sedangkan pada habitat payau adalah badan –
badan air dimana air tawar dari air sungai bercampur dengan air asin dari laut
(Fatkhomi, 2009).
1.
Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
Gurami merupakan ikan yang hidup di perairan tawar
maupun laut di seluruh dunia. Ikan Gurami (Osphronemus
goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara
lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium. Umumnya dikenal dengan nama
gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame ; grameh ; kalui ; ikan
kali, dan lain-lain (Fatkhomi,
2009).
Gurami semula menyebar di
pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara
sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan
Asia Selatan) serta di Australia. Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula
di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam
dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk
bernapas. Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara
anak-anaknya (Sari, 2006).
2. Ikan Sarden
(Sardinella sirm)
Sardinella adalah nama marga ikan, anggota suku Clupeidae. Beberapa spesiesnya di Indonesia dikenal
dengan nama lemuru dan tembang, yang merupakan jenis
ikan pelagis kecil yang cukup penting bagi
perikanan. Karena lekas membusuk, ikan ini lebih banyak dijadikan ikan asin, ikan
pindang,
atau dikalengkan sebagai ikan sarden. Ikan yang berukuran kecil dan
ramping, panjang tubuh sekitar 15 cm atau kurang, namun ada pula yang dapat mencapai lebih
dari 20 cm. Lemuru biasanya hampir silindris, dengan tinggi tubuh (body
depth) sekitar 25% panjang standar. Tembang bertubuh lebih lebar dan pipih,
dengan tinggi tubuh sekitar 30% panjang standar. Sirip punggung berukuran sedang, di
tengah tubuh, kira-kira sejajar dengan sirip perut. Sirip ekor berbagi
dalam. Sisi bawah tubuh berlingir (berlunas tajam). Lemuru dan tembang
sering ditemukan berenang dalam kelompok besar, dekat permukaan laut tidak jauh
dari pantai atau pesisir (Rahardjo, 1980).
3. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Menurut Asmawi (1986), ikan Mas adalah salah satu jenis
ikan peliharaan yang penting sejak dahulu hingga sekarang. Daerah yang sesuai
untuk mengusahakan pemeliharaan ikan ini yaitu daerah yang berada antara 150 –
600 meter di atas permukaan laut, pH perairan berkisar antara 7-8 dan suhu
optimum 20-25 oC. Ikan Mas hidup di
tempat-tempat yang dangkal dengan arus air yang tidak deras, baik di sungai
danau maupun di genangan air lainnya (Jeffri,
2010).
4. Ikan Lidah (Cynoglossus
lingua)
Menurut Hamilton (1882), Cynoglossus lingua memiliki
nama lokal Ilat-ilat dan
dijual secara komersial dalam bentuk segar dan kering asin, ukuran ikan
lidah umum 25 cm. Cynoglossidae biasa hidup pada pinggir paparan
benua, masuk ke Pantai Estuari dan Muara Sungai dapat ditangkap dengan
alat beragam; Gill Net, Pukat Pantai dan Trawl. Ikan lidah
tercatat ditemukan di wilayah Sumatera dan Kalimantan (Fatkhomi, 2009).
Ikan lidah merupakan jenis
ikan demersal yang hidup di dasar perairan dengan substrat lumpur atau lumpur
campur pasir, di muara – muara sungai, di perairan pantai, di perairan estuary
dan laut. Sebagai ikan demersal ikan ini merupakan ikan bergerak lambat
sehingga penyebarannya tidak terlampau jauh (Sari, 2006).
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum dilakukan pada tanggal 28
September 2012 pukul 09.20 s.d. 11.00
WIB di Laboratorium Ikhtiologi,
Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan
Bahan
Alat–alat yang digunakan dalam praktikum
ini adalah berupa : cutter,
kamera digital, penuntun
ikhtiologi, dan alat–alat tulis. Bahan yang digunakan adalah : ikan dencis, ikan lidah, ikan
mas, ikan mujair dan plastik.
3.3
Prosedur
Praktikum
1. Disiapkan terlebih dahulu plastik sebagai alas dari
ikan yang diamati
2. Dibagi menjadi dua bagian plastik tersebut.
3. Diletakkan keempat ikan yaitu : ikan dencis, ikan
lidah, ikan mas,, ikan mujair keatas plastik tersebut.
4. Diamati satu persatu ikan yang terletak diatas plastik
tersebut sampai keempat ikan tersebut selesai diamati.
5. Dibuat penggolongan, bentuk tubuh dan bagian luar
bentuk tubuh ikan yang diamati.
6. Digambar salah satu ikan yang diamati ke dalam buku
gambar lalu dibuat klasifikasi, penggolongannya, bentuk tubuh dan bagian luar
tubuh ikan yang diamati.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Ikan Gurami (Ephronomous goramy)
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa, ikan gurami memiliki sungut, tutup insang,
sisik, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip ekor, sirip punggung sirip anus,
dan duri mata pisau. Tetapi, ikan gurami tidak memiliki duri pelindung, gurat
sisi, finlet, scute, korselet, duri mata pisau dan keel. Ikan gurami memiliki
bentuk tubuh bilateral simetris dan pipih, mata berada di kanan dan kiri, mulut
merupakan tipe terminal dengan lubang hidung monorhinous dan kepala tumpul dan
bersisik.
2. Ikan Sarden (Sardinella sirm)
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa ikan sarden memiliki tutup insang, sisik, gurat
sisi, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip punggung, sirip ekor, sirip anus,
scute, keel dan duri mata pisau. Tetapi, ikan sarden tidak memiliki finlet,
scute, dan korselet. Ikan sarden memiliki bentuk tubuh bilateral simetris dan
torpedo, mata berada di kanan dan kiri, tipe mulut terminal dengan lubang
hidung monorhinous, dan kepala lancip dan tidak bersisik.
3. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Berdasarkan
hasil praktikum diperoleh bahwa, ikan mas memiliki sungut, tutup insang, sisik,
gurat sisi, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip ekor, sirip punggung sirip
anus, dan duri mata pisau. Tetapi, ikan mas tidak memiliki duri pelindung,
finlet, scute, korselet, duri mata pisau dan keel. Ikan mas memiliki bentuk
tubuh bilateral simetris dan pipih, mata berada di kanan dan kiri, mulut
merupakan tipe terminal dengan lubang hidung monorhinous dan kepala tumpul dan
bersisik.
4.
Ikan Lidah (Cynoglossus lingua)
Berdasarkan hasil
praktikum diperoleh bahwa, ikan lidah memiliki tutup insang, sisik, gurat sisi,
sirip punggung, sirip perut, sirip ekor, dan sirip anus. Tetapi ikan lidah
tidak memiliki sungut, sirip dada, finlet, keel, scute, korselet, duri mata
pisau dan duri pelindung. Ikan lidah memiliki bentuk tubuh nonbilateral
simetris dan pipih mendatar, mata hanya berada pada satu sisi, tipe mulut
inferior dengan lubang hidung monorhinous, dan kepala tumpul bersisik.
3.2 Pembahasan
1.
Ikan gurami
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa Ikan Gurami (Osphronemus goramy) adalah ikan gurami adalah ikan yang lebar
dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) ; panjang tubuh total (dengan sirip
ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa
duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Ikan yang muda memiliki moncong
yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak
dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak
teratur. Hal ini
sesuai dengan literatur Jeffri (2010) yang menyatakan bahwa panjang standar
(SL) mulai dari bagian
terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor
(pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut
biasanya memanjang sampai ke sirip ekor.
Dari hasil praktikum
diperoleh bahwa ikan
gurami memiliki bentuk tubuh bilateral simetris dan pipih, mata berada di kanan
dan kiri, mulut merupakan tipe terminal dengan lubang hidung monorhinous dan
kepala tumpul dan bersisik. Hal ini
sesuai dengan literatur Anonymous (2012), bahwa Bentuk tubuh ikan biasanya
berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan
berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut
dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi
menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri.
Dari hasil praktikum
diperoleh bahwa ikan gurami memiliki sirip dada sepasang, sirip perut, sirip
ekor, sirip punggung dan sirip anus. Hal tersebut sesuai dengan literatur
Anonymous (2012), bahwa ikan gurami (Osphronemus gouramy mempunyai sirip perut yang bermodifikasi
menjadi alat peraba.
2. Ikan Sarden
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa ikan sarden memiliki tutup insang, sisik,
gurat sisi, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip punggung, sirip ekor, sirip
anus, scute, keel dan duri mata pisau.
Hal ini sesuai dengan literatur Wahyuningsih dan Barus (2006), bahwa anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip.
Ikan dapat bergerak dan berada pada posisi yang diinginkannya karena adanya
sirip-sirip tersebut. Sirip ini ada yang berpasangan (bersifat ganda) dan ada
juga yang tunggal.
Sardinella adalah nama marga ikan, anggota suku Clupeidae. Beberapa spesiesnya di Indonesia dikenal
dengan nama lemuru dan tembang, yang merupakan jenis
ikan pelagis kecil yang cukup penting bagi
perikanan. Karena lekas membusuk, ikan ini lebih banyak dijadikan ikan asin, ikan
pindang,
atau dikalengkan sebagai ikan sarden. Ikan yang berukuran kecil dan
ramping, panjang tubuh sekitar 15 cm atau kurang, namun ada pula yang dapat mencapai lebih
dari 20 cm. Lemuru biasanya hampir silindris, dengan tinggi tubuh (body
depth) sekitar 25% panjang standar. Tembang bertubuh lebih lebar dan pipih,
dengan tinggi tubuh sekitar 30% panjang standar. Sirip punggung berukuran sedang, di
tengah tubuh, kira-kira sejajar dengan sirip perut. Sirip ekor berbagi
dalam. Sisi bawah tubuh berlingir (berlunas tajam).
Ikan sarden memiliki bentuk tubuh torpedo dengan mulut yang terminal.
Hal ini sesuai dengan literatur Sari (2006), bahwa Fusiform atau
bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk
bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh
hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi
tubuh. Bentuk tubuh hamper meruncing pada kedua bagian ujung.
3. Ikan Mas (Cyprinus
Carpio)
Berdasarkan
hasil praktikum ikan Mas , ikan mas memiliki
sungut, tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip dada sepasang, sirip perut,
sirip ekor, sirip punggung sirip anus, dan duri mata pisau. Tetapi, ikan mas
tidak memiliki duri pelindung, finlet, scute, korselet, duri mata pisau dan
keel. Ikan mas memiliki bentuk tubuh bilateral simetris dan pipih, mata berada
di kanan dan kiri, mulut merupakan tipe terminal dengan lubang hidung
monorhinous dan kepala tumpul dan bersisik. Hal ini sesuai dengan literatur Jeffri (2010), bahwa Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang
halus, dua pasang kumis (babels), ukuran dan warna badan
sangat beragam.
4. Ikan Lidah (Cynoglossus
bilineatus)
Dari hasil praktikum diperoleh
bahwa bentuk tubuh ikan lidah nonbilateral simetris. Hal ini sesuai dengan
literatur Sari (2006), bahwa ada
beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yang mana
jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section)
maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya ada
ikan langkau (Psettodes erumei (Bloch & Schneider, 1801)) dan ikan
lidah (Cynoglossus bilineatus) (Lacepède, 1802).
Berdasarkan hasil praktikum
diperoleh bahwa ikan lidah tidak mempunyai sirip dada, dan memiliki tipe mulut
yang inferior.
Hal ini sesuai dengan literatur Sari (2006), bahwa
mata ikan lidah
terletak pada satu sisi dari badan sebelah kiri. Badan berwarna merah
kecoklatan pada sisi yang bermata. Sirip ekor bersambung dengan sirip dubur dan
sirip punggung. Ikan lidah tidak mempunyai sirip dada sedangkan sirip dubur
berhubungan dengan sirip perut.
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
5.1 Kesimpulan
·
Panjang makimum ikan lidah
450 mm. Pada
umumnya mempunyai dua gurat sisi, terdapat 12 – 14 sisik antara
gurat sisi, sudut mulut lebih dekat ke arah moncong dari pada ke arah tutup
insang, 10 jari jari pada sirip ekor
·
Ikan gurami memiliki
sungut, tutup insang, sisik, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip ekor,
sirip punggung sirip anus, dan duri mata pisau. Tetapi, ikan gurami tidak
memiliki duri pelindung, gurat sisi, finlet, scute, korselet, duri mata pisau
dan keel.
·
Ikan sarden memiliki
tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip dada sepasang, sirip perut, sirip
punggung, sirip ekor, sirip anus, scute, keel dan duri mata pisau. Tetapi, ikan
sarden tidak memiliki finlet, scute, dan korselet.
·
Ikan lidah memiliki
tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip punggung, sirip perut, sirip ekor, dan
sirip anus. Tetapi ikan lidah tidak memiliki sungut, sirip dada, finlet, keel,
scute, korselet, duri mata pisau dan duri pelindung.
·
ikan mas memiliki
sungut, tutup insang, sisik, gurat sisi, sirip dada sepasang, sirip perut,
sirip ekor, sirip punggung sirip anus, dan duri mata pisau. Tetapi, ikan mas
tidak memiliki duri pelindung, finlet, scute, korselet, duri mata pisau dan
keel.
·
Ikan mas memiliki
bentuk tubuh bilateral simetris dan pipih, mata berada di kanan dan kiri, mulut
merupakan tipe terminal dengan lubang hidung monorhinous dan kepala tumpul dan
bersisik.
5.2 Saran
Adapun
saran dari praktikum ini adalah usahakan kondisi ikan itu agar tetap segar
sebelum di identifikasi. Pemilihan bentuk dan jenis ikan diusahakan yang baik
dan paling segar.
DAFTAR PUSTAKA
Barus T.A dan Hesti wahyiningsih. 2006. Ikhtiologi. Usu-press, Medan.
Jeffri.
2010. Morfologi Ikan, Universitas
Sriwijaya, Palembang.
Rahardjo.M.F
dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung,
Jakarta.
Rahardjo,
M.F. 1980. Ichthyologi. Departemen
Biologi Perairan. Fakultas Perikanan.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sari, Citra. 2006. Kebiasaan Makan
Ikan Lidah Di Perairan Ujung Pangkah Jawa Timur. repositoryipb.ac.id [30
September 2012].
Wahyuningsih.H
dan Barus. 2006. Ikhtiologi. Departemen Biologi FMIPA USU, Medan.
terima kasih atas informasinya
BalasHapusya...sama2
BalasHapusBAGUS :-)
BalasHapusthankssss... :)
Hapusthankssss... :)
Hapus